Syair Gulung Jadi WBTB

Teks foto
SYAIR GULUNG : Pembacaan syair gulung pada malam pagelaran musik Melayu Ketapang, Minggu (30/10). Syair gulung merupakan warisan budaya asli Ketapang yang kini menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

KETAPANG, MENITNEWS.id – Wakil Bupati Ketapang, Farhan, menghadiri pagelaran musik Melayu dan penutupan lomba permainan rakyat dalam rangka memeriahkan Hari Sumpah Pemuda dan Milad ke-5 Perkumpulan Lawang Kekayun (PLK) Negeri Matan Tanjungpura, Minggu (30/10). Kegiatan tersebut digelar di halaman Kantor Bupati Ketapang.

Farhan mengatakan, atas nama Pemerintah Kabupaten Ketapang dia mengucapkan terima kasih kepada pengurus PLK Negeri Matan Tanjungpura yang bekerja dengan kompak sehingga pangelaran musik Melayu Ketapang tahun 2022 dapat laksanakan sesuai dengan yang telah direncankan.

Pagelaran musik Melayu Ketapang ini bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wahana untuk menumbuhkan semangat dan motivasi dalam upaya menggali, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya, yang hidup, tumbuh dan berkembang didalam kehidupan masyarakat Melayu.

Menurut Farhan, langkah tersebut perlu dilakukan agar nilai-nilai budaya positif yang telah diwariskan oleh para leluhur, tidak luntur dan sirna oleh pengaruh budaya luar yang negatif, sehingga dapat menyebabkan kehilangan jati diri. “Sikap yang demikian bukan berarti menutup diri pada pergaulan global yang dinamis, melainkan sebagai sikap dan rasa tanggung jawab kita selaku pemegang tongkat estafet terhadap amanah generasi terdahulu untuk diteruskan kepada generasi masa kini dan masa mendatang,” kata Farhan.

Dia berharap kegiatan ini menjadi ajang untuk memberi hiburan kepada masyarakat, melestarikan budaya bangsa, khususnya seni dan budaya Melayu Ketapang. Selain itu, mempublikasikan karya seni seniman-seniman Melayu kepada masyarakat dan menumbuhkan motivasi untuk masyrakat pecinta seni dan budaya Melayu agar dapat berkarya serta sebagai sarana promosi dan media untuk mempererat persatuan dan kesatuan dalam memajukan kebudayaan daerah.

Farhan menegaskan, kegiatan ini merupakan salah satu wujud nyata dari kepedulian masyarakat dan pemerintah untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya Melayu dalam rangka memperkuat budaya nasional. Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sangat mendukung acara pelestarian budaya ini sebagai agenda daerah tahun 2023.

“Pemerintah Kabupaten Ketapang juga memberikan kesempatan yang sama kepada semua paguyuban etnis dan komunitas seni budaya di Kabupaten Ketapang untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pengembangan budaya daerah agar terus berkembang dan tetap lestari,” ujarnya.

Farhan mengucapkan terima kasih kepada Majelis Adat dan Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Ketapang, dewan Mangku Ikkramat, Perkumpulan Lawang Kekayun Negeri Matan Tanjungpura, Gusti Kamboja dan Mahmud Mursalim, yang telah mendaftarkan warisan budaya Melayu Ketapang, yakni syair gulung Ketapang menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Ketua Panitia, Hakim Surya Putra, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Ketapang dan juga Kementerian Pendidikan sehingga kegiatan ekspresi budaya yang menampilkan lomba permainan rakyat dan pagelaran musik Melayu dapat dilaksanakan.

Dia menjelaskan, untuk lomba permainan rakyat terdiri dari meriam buloh, pangkak gasing, kalang tabong, guli, ketapel, dan cungkit. “Kita harus ketahui bersama bahwa permainan rakyat maupun musik adalah produk dari kebudayaan. Oleh karena itu, dari perkumpulan untuk mengembangkan, untuk melestarikan dan menghidupkan kembali serta memajukan kebudayaan kita,” katanya.

Ketua Harian PLK, Citra Eka Syandi, mengataan PLK ini merupakan wadah bagi anak-anak muda yang dulunya ingin belajar dan ingin menggali nilai-nilai sejarah Kabupaten Ketapang, terutama sejarah Melayu. Sudah sangat jarang sekali ditemukan permainan ini dimainkan oleh anak muda, karena anak muda sudah mulai meninggalkan budaya Melayu dan terutama sudah hilang di kawasan perkotaan.

“Dalam PLK ini kami bisa saling berbagi, saling memberikan informasi untuk terus berkarya. Ini agar budaya ini tidak hilang dari generasi terus sambung menyambung dari warisan orang tua, terutama Melayu. PLK merupakan perkumpulan yang berbasis pada budaya, sehingga kita ini murni sebagai organisasi adat Melayu yang agar supaya budaya-budaya yang ada di adat Melayu ini tetap dilestarikan dan tetap bisa diteruskan kepada anak-anak kami,” ungkapnya. (*)

Berita Terkait