KETAPANG, MENITNEWS.id – Selain ziarah kubur yang menjadi salah satu tradisi masyarakat Kalimantan Barat, termasuk di Kabupaten Ketapang, permainan Keriang Bandong juga menjadi tradisi bagi masyarakat Ketapang. Keriang Bandong dimainkan menjelang Idulfitri atau malam ke-21 Ramadan hingga perayaan Idulfitri.
Nama Keriang Bandong sebenarnya diambil dari kata Keriang dan Bandong. Keriang diambil dari nama serangga yang sangat menyukai serangga. Sedangkan kata Bandong berasal dari kata berbondong-bondong. Hal ini dikarenakan kebiasaan keriang yang selalu datang berbondong-bondong mendatangi cahaya.
Wakil Bupati Ketapang, Farhan, mengatakan jika situasi pandemi reda tahun depan PLK Negeri Matan Tanjungpura akan melaksanakan Festival Keriang Bandong. Hal ini merupakan salah satu upaya merawat dan melestarikan tradisi budaya Melayu. Di mana Keriang Bandong merupakan salah satu tradisi Melayu, khususnya di Kabupaten Ketapang.
Pernyataan tersebut disampaikan Farhan usai kegiatan buka puasa bersama dengan 50 anak yatim piatu yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Lawang Kekayun Ketapang, Rabu (27/4) di Pendopo Wakil Bupati Ketapang.
Selain itu, Farhan, juga menyalakan Keriang Bandong bersama Ketua MABM Ketapang, Dewan Penasehat Ikkramat, Ketua Ikkramat, Ketua Perkumpulan Lawang Kekayun, dan Camat Delta Pawan.
Sementara itu, Ketua PLK Negeri Matan Tanjungpura Ketapang, Agus Kurniawan, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian kerja manfaat perkumpulan, yakni manfaat secara sosial. “Insyaallah, tradisi orang-orang Melayu ini akan terus kita lestarikan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, permainan ini sudah ada sejak zaman dahulu dan akan terus dilestarikan, salah satunya melalui festival. “Semoga pandemi cepat berlalu sehingga kita dapat mengadakan dengan event yang lebih besar, seperti festival Keriang Bandong, yang akan melibatkan banyak ormas dan komunitas,” pungkasnya. (*)