Kadin Kalbar: Berbisnis di Tengah Pandemi Harus Tetap Optimis

Ketua Kadin Kalbar Joni Isnaini bersama Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson.

PONTIANAK, MENITNEWS.id – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Barat, Joni Isnaini mengingatkan para pengusaha untuk tetap optimis dalam menghadapi iklim usaha di masa pandemi Covid-19 ini.

Ketua Kadin Kalbar versi Rosan P Roeslani ini juga mengingatkan, tahun 2020 menjadi tahun yang cukup sulit bagi dunia usaha, tak hanya bagi Indonesia akan tetapi juga untuk negara-negara lain di belahan dunia.

Bagaimana tidak, harapan adanya perbaikan ekonomi di tahun ini pasca kesepakatan perdagangan fase satu antara China dengan Amerika Serikat, yang menghentikan sementara perang dagang antara kedua negara, seakan-akan tenggelam dan muncul berbagai ketidakpastian baru akibat munculnya wabah Covid-19.

Virus yang muncul di Wuhan, China dan menyebar luas ke berbagai negara itu, telah berhasil memporakporandakan ekonomi dunia dan memicu munculnya krisis baru.

“Untuk menahan penyebaran virus ini, pemerintah pun mengeluarkan berbagai kebijakan,” kata Joni melalui keterangan tertulisnya, Jumat (29/5/2020).

Pertama adalah social distancing atau pembatasan sosial. Kebijakan ini mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga jarak dengan orang lain.

Kebijakan Kedua, bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Selain itu pemerintah juga meminta seluruh masyarakat untuk menggunakan masker saat berada diluar rumah dan selalu mencuci tangan dengan bersih.

Joni mengatakan, pandemi telah menghancurkan perekonomian dunia. Hampir semua omzet bisnis kecil dan menengah terdampak, banyak usaha yang terdampak langsung akibat menurunnya daya beli masyarakat akibat wabah.

Dari usaha makro hingga UMKM di tingkat rumah tangga ikut tergerus. Kondisi ini tentu berdampak pada roda perekonomian di dalam negeri. Tak hanya itu perekonomian secara global otomatis ikut terganggu.

“Banyak kita lihat masyarakat yang bekerja sebagai karyawan dirumahkan, gaji dipotong, bahkan di PHK tanpa pesangon. Kejadian itu tentu saja mempengaruhi dunia usaha lain, karena otomatis daya beli masyarakat berkurang,” ujar Joni.

Joni juga memberi solusi alternatif saat kita harus berhadapan dengan hidup pola Kenormalan Baru. Perilaku manusia yang berubah, tentu saja pola usaha turut berubah.

Untuk pengusaha pemula yang perlu dipastikan dalam bisnis atau usaha, adanya ketersediaan uang tunai. Uang ini dipakai untuk modal, lalu mengubah cara menjual dan pemasaran guna mendapatkan pelanggan baru.

“Strategi baru menjadi acuan untuk membedakan pengusaha bisnis dengan pesaing lainnya,” terang Joni.

Modal yang sudah terkumpul saat ini diutamakan untuk putarantahap pertumbuhan bisnis dan usaha baru, bukan untuk belanjahal-hal yang tidak penting dan konsumtif, namun lebih penting menekan pengeluaran di tengah krisis Pandemi corona ini.

Misalnya yang tadinya berjualan dengan bertatap muka, kini bisa memanfaatkan media sosial sebagai ‘pasar’ baru. Atau pasar jual beli online, pembayaran digital dan layanan kesehatan secara elektronik.

Kemudian untuk transaksi, gunakan sarana yang ada seperti transfer via bank, atau menggunakan uang elektronik, semua transaksi bisa dilakukan dengan non tunai.

“Hikmah positif yang bisa kita ambil adalah menghematpengeluaran besar untuk sementara waktu. Misal anggaran sewa properti untuk toko, bisa kita gunakan untuk ‘menyulap’ garasi kita sebagai gudang dan toko online kita. Banyak ide kreatif yang bisa kita lakukan selama pandemi ini, jadi harus tetap optimis dan terus semangat!, ” tutup Joni. (an)

Berita Terkait