2.204 Rapid Test, 33 Orang Reaktif

Ilustrasi Alat Rapid Test.

KETAPANG, MENITNEWS.id – Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Ketapang, Rustami, mengatakan dampai dengan 14 Mei 2020, pihaknya telah melakukan rapid test kepada 2.204 warga Ketapang.

Hasilnya sebanyak 33 orang dinyatakan reaktif dan sisanya non reaktif. Mereka yang reaktif diambil sampel lendir tenggorokannya untuk diuji laboratorium.

Rustami menjelaskan, dari 33 orang tersebut tersisa 21 orang reaktif yang masih menunggu hasil uji swab sedangkan 11 lainnya dinyatakan positif dan 1 orang negatif.

“Untuk total positif sampai hari ini masih 12 orang, kita juga masih menunggu hasil swab pasien yang telah kita kirim,” akunya, Minggu (17/5/2020).

Rustami menjelaskan, untuk jumlah reaktif tersebar di beberapa Kecamatan diantaranya Kecamatan Delta Pawan dengan reaktif terbanyak sebanyak 14 orang, kemudian
Kecamatan Matan Hilir Selatan sebanyak tiga orang, Kecamatan Muara Pawan dua orang, Kecamatan Marau satu orang dan Kecamatan Sungai Laur satu orang.

“Saat ini prioritas pencegahan penularan Covid-19 adalah melakukan testing dengan rapid test. Lalu dilakukan isolasi dan tracing terhadap yang reaktif. Setelah itu baru kemudian kelola atau tangani pasien atau orang yang reaktif dengan sebaik-baiknya sampai sembuh atau kembali non reaktif,” akunya.

Rustami mengaku sangat prihatin dengan kondisi sekarang ini di mana aktivitas masyarakat di luar rumah sangat meningkat seperti kerumunan orang di toko-toko pakaiakan dan lainnya tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak seolah tidak menghiraukan aturan dan himbauan pemerintah tentang penanganan penyebaran Covid-19.

“Aktivitas seperti ini tentu akan sangat beresiko terjadi penyebaran Covid-19. Dengan ini kami menghimbau kepada toko-toko yang masih melakukan aktivitas untuk menerapkan protokoler dalam melayani pengunjung yang berbelanja dengan tetap mencuci tangan, menggunakan masker dan mejaga jarak 1-2 meter,” mintanya.

Terkait hasil rapid test yang dilakukan tim kesehatan kepada masyarakat dengan hasil reaktif, dan banyaknya informasi yang simpang siur di tengah masyarakat, pihaknya meluruskan bahwa rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan Virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan Virus Corona.

“Jadi, rapid test di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi Virus Corona. Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi Virus Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR),” akunya.

Rustami juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak mengucilkan atau membully orang dengan hasil reaktif maupun positif Covid-19 beserta keluarganya. Apalagi orang tersebut adalah petugas kesehatan yang telah berjuang di garda terdepan dalam penanganan penyebaran covid-19.

“Saat ini yang perlu kita hindari adalah penyakitnya, bukan orangnya. Selama kita mengikuti protokoler kesehatan dalam penanganan penyebaran Covid-19. Yakinlah kita akan terhindar dari penularan Covid-19,” tutupnya. (tb)

Berita Terkait