Ini Alasan Masjid Agung Al-Ikhlas Kembali Dibuka Ditengah Pandemi Covid-19

Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang.

KETAPANG, MENITNEWS.id – Setelah sempat tidak melaksanakan salat berjamaah termasuk Jumatan selama delapan pekan guna membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19, khususnya di Ketapang. Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang kembali dibuka untuk umum mulai 22 Mei mendatang.

Hal tersebut sesuai pengumuman yang telah ditandatangani oleh yayasan dan pengurus Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang pada 16 Mei 2020.

Sebelumnya penutupan berbagai aktivitas keagamaan seiring dengan merebaknya kasus Covid-19 serta adanya imbauan dari Menteri Agama RI untuk melakukan salat di rumah.

Ketua Yayasan Al-Ikhlas Ketapang, Yusman mengaku pihaknya sebelumnya telah mengikuti arahan dari pemerintah untuk menutup kegiatan berjamaah di Masjid sejak adanya wabah Covid-19.

“Selama ini kami sudah ikuti imbauan pemerintah, bahkan sudah delapan jumat tidak dilakukan salat jumat,” akunya, Minggu (17/5/2020) siang.

Untuk itu, setelah melalui rapat pengurus dengan berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya adanya saran dari jemaah dan
masyarakat, serta pengamatan di lapangan mengenai berbagai tempat atau masjid yang masih banyak beraktivitas. Maka pihaknya memutuskan untuk membuka kembali Masjid Agung Al-Ikhlas.

“Kami merasa bersalah menutup Masjid ini sedangkan masjid-masjid lain masih buka, toko-toko pakaian yang saat ini dikerumuni orang juga tanpa ada penindakan dari pihak terkait, makanya dengan berbagai pertimbangan kami buka kembali masjid ini tentunya dengan menjalankan protokol kesehatan yang ada,” tegasnya.

Yusman menilai, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemda Ketapang sebelum memutuskan hal ini dan belum ada jawaban tegas dari Pemda untuk menutup semua masjid yang ada dan hanya menyarankan untuk mengikuti imbauan dari Kementerian Agama.

“Selain itu, masjid ini juga memerlukan biaya operasional seperti listrik, PDAM, petugas kebersihan, petugas keamanan, dan lainnya yang perbulan mencapai Rp 30 juta, nah selama tidak ada aktivitas jemaah kami pengurus mengusahakan menutupi semua, padahal income masjid untuk operasinoal sebelumnya didapat dari pada jemaah termasuk salat jumat dan salat ied,” akunya.

Yusman menambahkan, jika memang ada ketegasan dan komitmen Pemda atau instansi terkait mengenai penindakan di lokasi keramaian maka pihaknya akan menutup aktivitas ditengah pandemi saat ini.

“Karena kita bisa lihat sendiri bagaimana toko-toko pakaian dan lainnya dikerumuni banyak orang, apakah semua sudah sesuai standart kesehatan, apakah semua yang hadir bersih, sedangkan ke masjid tentu mereka sudah membersihkan diri dan kami selalu rutin membersihkan masjid dan berupaya menjalan standart kesehatan yang ada,” akunya.

Untuk diketahui, sedikitnya ada enam poin yang disampaikan pengurus Masjid Agung Al-Ikhlas dalam pengumuman tersebut. Di antaranya aktivitas salat lima waktu, salat tarawih dan salat jumat per 29 Mei 2020, termasuk juga dapat melaksanakan salat Idulfitri 1441 Hijriah.

Kemudian penerimaan dan penyaluran zakat dan sebagainya juga dapat dilakukan per 17 Mei 2020. Termasuk juga tadarus, akad nikah, rapat dan kegiatan perpustakaan kembali dibuka. Hanya yang masih belum dibuka untuk kegiatan tabligh akbar, seminar dan pelatihan.

Setiap pelaksanaan kegiatan tersebut harus tetap menggunakan protokol kesehatan. Mulai dari mencuci tangan, menggunakan masker, membawa sajadah masing-masing, menjaga jarak 20 centimeter dan menggunakan pintu masuk yang telah ditetapkan. Pengurus masjid juga tidak memperkenankan jamaah yang dalam keadaan sakit, anak-anak dan lansia untuk datang ke masjid. (tb)

Berita Terkait