
KETAPANG, MENITNEWS.id — Kerusakan parah pada jalan lingkungan di kawasan Pantai Pecal akibat aktivitas kendaraan berat proyek penahan abrasi membuat warga yang tinggal di sepanjang jalur tersebut semakin terdesak. Selain sulit dilalui, jalan kini ditutup total karena dianggap tidak lagi aman untuk dilewati. Kondisi ini menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat, yang mulai mempertanyakan bentuk kompensasi atas dampak yang mereka alami.
Warga menuturkan bahwa sejak truk pengangkut material proyek melintas setiap hari, kondisi jalan terus menurun drastis. Lubang-lubang besar bermunculan dan sebagian badan jalan ambles ke area sawah. Tidak hanya itu, dua jembatan di jalur tersebut turut mengalami kerusakan serius, diduga akibat tidak mampu menahan beban kendaraan berat yang melintas setiap hari.
Saat tim Menitnews mengecek langsung ke lapangan, terlihat kondisi jalan yang benar-benar sulit dilalui. Bahkan, tim sempat menjumpai seorang ibu-ibu pengguna sepeda motor yang terpaksa berhenti di tengah jalan rusak karena sudah tidak bisa melintas. Ia meminta bantuan agar sepeda motornya dapat melewati bagian jalan yang amblas. Kejadian ini menunjukkan betapa berat kondisi yang harus dihadapi warga setiap hari.
Setelah kondisi jalan dan jembatan semakin buruk, akses akhirnya ditutup, membuat aktivitas masyarakat semakin tertekan.
“Ini bukan hanya soal susah lewat, tapi aktivitas kami benar-benar terhenti. Anak mau sekolah susah, pedagang tidak bisa mengambil barang, bahkan keluar-masuk rumah jadi lebih lama. Kami merasa dirugikan, tapi tidak ada kejelasan bentuk tanggung jawab dari pihak proyek,” ujar salah satu warga yang rumahnya berada tepat di tepi jalan rusak.
Pelaku usaha kecil di sekitar Pantai Pecal juga terdampak. Pendapatan mereka menurun karena pelanggan enggan melintas. Warga berharap adanya kompensasi yang jelas, baik berupa bantuan langsung maupun perbaikan fasilitas yang rusak akibat aktivitas proyek. Mereka menilai pihak desa maupun pelaksana proyek harus memberikan kepastian dan tanggung jawab atas kerugian sosial, ekonomi, dan infrastruktur yang terjadi.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Kinjil Pesisir, Sukandi, membenarkan bahwa jalan tersebut memang rusak parah dan telah ditutup karena rusak sulit untuk dilalui. Namun, ketika ditanya mengenai kompensasi bagi warga terdampak serta kepastian kapan jalan dan jembatan akan diperbaiki, Kepala Desa tidak memberikan jawaban. Pesan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp mengenai kepastian tersebut tidak terbaca hingga berita ini diterbitkan.(mr)
