Laporan SP2G: Dapur Mitra MBG di Ketapang Kotor, Tak Miliki Legalitas dan Sertifikat Higiene

Teks Foto : Dapur Mitra Mandiri MBG, Yayasan Adinda Karunia Ilahi, yang berlokasi di Jalan Pangeran Kusuma Jaya, Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong.

KETAPANG, MENITNEWS.id – Kasus keracunan siswa SDN 12 Benua Kayong, Selasa (23/9/2025), usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) makin menyeruak setelah muncul hasil laporan resmi dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SP2G). Laporan tersebut mengungkap sederet temuan serius terkait kondisi dapur mitra mandiri MBG, Yayasan Adinda Karunia Ilahi, yang berlokasi di Jalan Pangeran Kusuma Jaya, Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong.

Hasil pemantauan SP2G mencatat bahwa dapur tersebut belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai dasar legalitas operasional. Lebih parah lagi, dapur juga tidak mengantongi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan serta belum memiliki Sertifikasi Halal.
Dari sisi kebersihan, kondisi dapur jauh dari standar. Langit-langit dipenuhi sawang, dinding mulai berjamur, lantai epoxy rusak dan terkelupas. Tata letak dapur juga tidak mengikuti prinsip alur kerja satu arah (flow process) yang wajib diterapkan untuk mencegah kontaminasi silang.

Laporan SP2G juga menyoroti kondisi lingkungan sekitar dapur yang sangat berisiko. Dapur berdekatan langsung dengan jalan raya, sehingga rawan terpapar debu dan polusi kendaraan. Di ruang pengemasan makanan ditemukan banyak lalat tanpa sistem pengendalian hama yang efektif.
“Belum tersedia dokumentasi prosedur kerja, pemantauan suhu, dan pencatatan kebersihan. Selain itu, sistem pengolahan limbah cair juga tidak sesuai standar lingkungan,” tulis laporan SP2G.

Ironisnya, dapur bermasalah ini setiap hari melayani 2.300 siswa penerima manfaat MBG di Ketapang. Meski peralatan penyajian seperti ompreng disebut sudah menggunakan SUS 304 sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN), namun hal itu tidak menutup potensi risiko dari kondisi dapur yang tidak higienis.

Temuan SP2G ini semakin memperkuat desakan publik agar pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap dapur mitra MBG. Pengawasan yang lemah dinilai menjadi faktor utama mengapa kasus keracunan massal bisa terjadi.(mr)

Berita Terkait

Leave a Comment