
KETAPANG, MENITNEWS.id – Ratusan karyawan PT KAL yang kini telah resmi beralih menjadi PT FR memadati kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Ketapang, Jumat (22/8). Mereka mendesak agar perusahaan segera memenuhi kewajiban dengan membayarkan hak-hak normatif yang seharusnya diterima para pekerja.
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan para buruh atas ketidakjelasan nasib mereka pasca akuisisi. Setelah proses take over, sejumlah divisi dan departemen di perusahaan dibubarkan maupun diubah secara mendasar. Kondisi tersebut dinilai telah menghilangkan kepastian kerja dan menimbulkan keresahan bagi ribuan karyawan yang selama bertahun-tahun mengabdi di PT KAL.
“Kami tidak menuntut lebih, hanya meminta hak kami dipenuhi. Jika perusahaan sudah berubah dan sistem kerja pun dirombak, maka kewajiban mereka adalah membayar hak-hak pekerja sesuai aturan. Setelah itu, diterima kembali atau tidak di PT FR, kami siap. Yang penting hak-hak kami jelas,” ujar salah seorang perwakilan karyawan di sela aksi.
Ketua Front Perjuangan Rakyat (FPR) Ketapang, Isa Anshari, yang turut mendampingi aksi tersebut, menegaskan bahwa perjuangan para karyawan ini adalah langkah sah untuk menuntut keadilan. Ia menilai perusahaan tidak bisa lepas tangan begitu saja dengan alasan perubahan manajemen atau restrukturisasi, karena di baliknya ada ribuan keluarga yang bergantung pada kejelasan hak-hak buruh.
“Data yang kami terima, lebih dari 1.000 karyawan terdampak akibat akuisisi ini. Mereka kehilangan kepastian kerja, bahkan sebagian besar sudah tidak lagi memiliki posisi akibat perombakan organisasi di internal perusahaan. Tuntutan ini bukanlah soal menolak perubahan, tapi menuntut hak yang sudah seharusnya dipenuhi. Kami meminta perusahaan segera menunaikan kewajibannya agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Suasana Ketapang harus tetap kondusif, dan kuncinya adalah penuhi hak buruh,” tegas Isa.
Isa juga menambahkan bahwa mandat kuasa telah diberikan kepada FPR sejak 17 Agustus lalu untuk mengawal persoalan ini sampai tuntas. Menurutnya, aksi yang dilakukan karyawan bersama FPR hari ini hanyalah awal dari serangkaian langkah perjuangan yang akan terus digelorakan hingga hak-hak pekerja benar-benar terpenuhi.
Para karyawan yang hadir menegaskan, mereka akan terus bersuara dan berjuang secara kolektif. Bagi mereka, persoalan ini bukan sekadar urusan pesangon, melainkan juga menyangkut martabat buruh yang harus dihargai dan dilindungi.(mr)