
FORUM GAPKI : Bupati Ketapang, Alexander Wilyo, menghadiri Forum Gapki Borneo ke-8 di Pontianak, Jumat (22/8).
PONTIANAK, MENITNEWS.id – Bupati Ketapang, Alexander Wilyo, menghadiri Forum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Borneo ke-8 di Pontianak, Jumat (22/8). Forum ini mengangkat tema “Harmonisasi kemitraan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan tata kelola sawit yang kondusif”.
Tak sekedar menghadiei, Alex juga menjadi narasumber dalam forum tersebut. Dia menyampaikan pengalamannya dalam menangani konflik lahan yang kompleks di wilayahnya.
Menurutnya, konflik dapat diselesaikan hanya dalam tujuh hari setelah dia memberi dua pilihan kepada pihak perusahaan, yaitu menyerahkan kasus ke penegak hukum atau melakukan kalkulasi bisnis untuk mencari solusi.
“Banyak persoalan timbul bukan semata karena substansi masalah, melainkan akibat lemahnya komunikasi dan ketidakmampuan para pihak untuk berkomunikasi secara efektif,” ungkap Alex.
Dalam paparannya, Alex juga menyinggung berbagai persoalan lain yang kerap muncul di sektor perkebunan, seperti sengketa lahan, pengelolaan plasma, koperasi, hingga pencurian kelapa sawit.
Dia menegaskan bahwa kesalahan tidak hanya berada di masyarakat atau pengurus koperasi, melainkan juga ada unsur kesengajaan dari pihak internal perusahaan.
“Anggapan bahwa praktik korupsi hanya terjadi di birokrasi pemerintah itu tidak benar. Hal ini terbukti dengan adanya kasus penangkapan seorang manajer perusahaan karena terlibat pencurian sawit,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia mendorong manajemen perusahaan melakukan introspeksi dan membersihkan internal dari praktik curang.
Selain itu, dia juga menekankan bahwa izin investasi di sektor perkebunan maupun pertambangan diberikan pemerintah dengan tujuan mendorong kesejahteraan bersama. Untuk itu, dia menilai pentingnya menjaga keseimbangan antara tiga pilar, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.
“Keuntungan dari investasi tidak boleh hanya dieksploitasi oleh perusahaan, tetapi harus turut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemajuan daerah,” pungkasnya. (*)
