Isu Beras Oplosan Menguat, Bulog Ketapang Enggan Beri Keterangan

Teks Foto : Perum Bulog Sub Divre Ketapang

KETAPANG, MENITNEWS.id – Isu peredaran beras oplosan secara nasional terus menjadi sorotan publik. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah mengungkap bahwa ratusan merek beras yang beredar tidak sesuai mutu dan dicurigai melakukan praktik pengoplosan. Masyarakat pun mulai mempertanyakan kualitas beras yang beredar, termasuk di wilayah Kabupaten Ketapang.

Dari hasil uji laboratorium terhadap 268 merek beras di 10 provinsi, ditemukan bahwa 212 merek tidak memenuhi standar mutu. Mayoritas merupakan beras medium yang dikemas ulang dan dijual sebagai beras premium. Selain itu, terdapat temuan berkurangnya isi dalam kemasan, di mana beras 5 kilogram hanya berisi 4,5 kilogram.

“Beras medium dikemas ulang dan dijual sebagai beras premium. Bahkan ada kemasan lima kilogram yang ternyata hanya berisi 4,5 kilogram. Ini kejahatan yang merugikan rakyat, dan total kerugiannya bisa mencapai Rp99 hingga Rp100 triliun per tahun,” tegas Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, dalam pernyataan resminya di Jakarta.

Seiring dengan meningkatnya perhatian publik terhadap isu ini, redaksi Menitnews.id mencoba menghubungi Perum Bulog Kantor Cabang Ketapang untuk mendapatkan keterangan resmi mengenai pengawasan distribusi beras di wilayah ini. Namun, hingga berita ini ditayangkan, pihak Bulog Ketapang menolak untuk diwawancarai dan tidak memberikan tanggapan resmi.

Di tingkat nasional, lebih dari 40 merek beras tengah diperiksa intensif oleh aparat penegak hukum, termasuk Kejaksaan dan Satgas Pangan. Pemerintah juga menyatakan akan menindak tegas pelaku yang terbukti melakukan kecurangan dalam distribusi dan pengemasan beras.

Sebagai bentuk respons, Kementan telah menyerahkan daftar merek-merek bermasalah kepada aparat penegak hukum dan meminta daerah meningkatkan pengawasan terhadap rantai distribusi beras, mulai dari produsen hingga pengecer.(mr)

Berita Terkait

Leave a Comment