KETAPANG, MENITNEWS.id – Warga Desa Air Upas Kecamatan Air Upas mengaku kecewa dengan PT Karya Terang Utama (KTU) yang terkesan tidak mau mengakomodir warga lokal sebagai karyawan di perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan atau rental alat berat dan exavator ini juga dinilai tidak memberikan kontribusi nyata kepada warga baik dengan membuka lapangan pekerjaan maupun melalui bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR).
Kepala Desa Air Upas Kecamatan Air Upas, Agus Purwanto mekalau pihaknya menyayangkan pihak PT KTU yang dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap masyarkat atas kehadirannya berinvestasi diwilayah Air Upas.
“Sejauh ini memang belum ada warga Desa Air Upas yang dipekerjakan di KTU, bahkan untuk dana CSR saja belum dirasakan masyarakat secara signifikan,” katanya, Kamis (23/11/2023).
Padahal, menurutnya, KTU merupakan perusahaan yang cukup lama beraktivitas diwilayahnya, sehingga ia berharap agar perusahaan tersebut dapat lebih proaktif dalam membantu masyarakat baik dengan memberikan lapangan pekerjaan kepada warga lokal serta bantuan CSR.
“Ini agar keberadaan perusahaan di tempat kami benar-benar memberikan manfaat sehingga ada imbas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” mintanya.
Sementara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Air Upas, Riswanto juga mengaku kalau belum pernah mengetahui adanya CSR dari pihak KTU. Diakuinya apakah pihak perusahaan menyalurkan bantuan lewat PT CMI atau melalui pihak lain dirinya tidak dapat memastikan hal tersebut.
“Setahu saya memang belum ada bantuan CSR itu, dan KTU ini jarang sekali muncul kepermukaan,” ketusnya.
Bahkan, untuk penyerapan tenaga lokal kerjapun itu sangat minim dilakukan oleh pihak KTU, padahal pihaknya berharap keberadaan perusahaan harus memberikan dampak positif baik melalui penyaluran bantuan CSR berupa fisik dan non fisik.
“Perusaahaan yang masuk harus bisa membuat masyarakat menikmati dan merasakan manfaat, termasuk dalam hal menyerap tenaga kerja lokal,” tuturnya.
Satu diantara warga Desa Air Upas, Paulus Asong mengeluhkan sikap PT KTU yang selama ini dinilai tidak memberikan dampak bagi masyarakat lokal, lantaran menurutnya perusahaan tidak menyerap tenaga kerja yang merupakan warga asli desa tersebut.
“Bahkan untuk dana CSR kita tidak pernah tahu dan rasakan, kalau perusahaan lain termasuk CMI sering,” jelasnya.
Sementara itu, Humas PT KTU, Sainon membantah terkait tidak jelasnya program CSR serta kurangnya rekrutmen tenaga kerja lokal. Diakuinya kalau penyaluran dana CSR pihaknya sudah berjalan.
“Dana Csr sudah berjalan, untuk jumlah yang cukup besar kami sharing cost dengan CMI, sedangkan kecil kami langsung hendel,” akunya.
Dia melanjutkan, sedangkan untuk rekrutmen karyawan saat ini pihaknya memiliki total jumlah pekerja sebanyak 163 orang yang mayoritas merupakan warga luar wilayah Air Upas.
“Warga lokal ada 15 orang sisanya dari luar termasuk kecamatan lainnya,” pungkasnya. (yo)