PADAMKAN API : Tim Damkar WHW memadamkan api yang membakar lahan di Dusun Sungai Tengar, Kecamatan Kendawangan, Jumat (18/8) lalu.
KETAPANG, MENITNEWS.id – PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) bergerak cepat dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Ketapang selama musim kemarau tahun 2023. Kontribusi WHW dalam penanganan karhutla berupa aksi pemadaman karhutla yang ditangani Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) WHW dan penyaluran 5.000 masker melalui bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang.
Salah satu lokasi pemadaman karhutla oleh Tim Damkar WHW bertempat di Dusun Sungai Tengar, Kecamatan Kendawangan, Jumat (18/8) lalu. Tim Damkar yang menerima laporan warga menerjunkan satu unit mobil damkar dan tim yang berjumlah lima orang dalam aksi tersebut. Laporan diterima pukul 18.48 WIB dan dalam waktu 45 menit mampu memadamkan api yang membakar lahan kosong tersebut.
Sebelumnya, Tim Damkar WHW juga ikut memadamkan api yang membakar lahan di Dusun Pagar Mentimun, Desa Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan, pada Selasa (15/8).
Direktur WHW, Boni Subekti, mengatakan WHW senantiasa responsif dan sigap dalam menanggulangi karhutla dengan koloborasi bersama Para Pemangku Kepentingan. “Tim Damkar WHW total berjumlah 27 orang dengan dilengkapi peralatan dan mobil damkar yang mumpuni akan siaga dan sigap ikut membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam penanganan karhutla,” ujar Boni Subekti.
Sementara itu, WHW melalui kegiatan CSR berperan sigap dalam penanganan karhutla dengan menyalurkan 5.000 masker medis ke Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kabupaten Ketapang, pada Selasa (5/9). Masker tersebut disalurkan oleh petugas Dinas Perkim LH kepada masyarakat terdampak karhutla di Kabupaten Ketapang.
Program CSR WHW memiliki agenda kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kemandirian ekonomi, keagamaan, sosial budaya, kepemudaan, dan penguatan kelembagaan komunitas. (*)
