Moeldoko Kagumi YIARI dan Pengasuh Orangutan

Teks foto
SAMBANGI YIARI : KSP RI, Moeldoko, menyambangi YIARI di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Kamis (20/7).

KETAPANG, MENITNEWS.id – Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Moeldoko, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Ketapang, Kamis (20/7). Di Ketapang, mantan jenderal TNI ini mengunjungi sejumlag tempat, salah satunya Pusat Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Ketapang.

Dalam kesempatan itu, Moeldoko mengajak masyarakat agar menjaga lingkungan, karena perkembangan lingkungan dari waktu kewaktu mengalami kemunduran. Pemerintah telah memiliki program menuju kepada Zero Emission.

Dia juga mengapresiasi Kabupaten Ketapang yang telah menjaga lingkungan. “Kita mesti belajar ke Ketapang ini. Kalau di tempat lain banyak orang membakar hutan, justru di Ketapang ini semua bersiaga untuk menghadapi kebakaran hutan. Saya menaruh rasa hormat kepada ibu-ibu siaga kebakaran ini, yang berdiri paling depan menghadapi kebakaran,” katanya.

Dia juga kagum karena di tengah Kota Ketapang ada hamparan hutan 200 hektar yang terlindungi dengan baik. Hamparan hutan itu adalah kawasan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) yang berlokasi di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan.

Moeldoko juga mengaku kagum dengan anak muda yang mau mengabdikan diri untuk orangutan di YIARI tersebut. “Saya juga kagum. Anak-anak muda merelakan hidupnya untuk merawat orangutan. Saya melihat tadi, ada anak wanita, perempuan, yang semestinya dia bisa berbahagia di kota, tapi dia korbankan kehidupannya untuk menjaga hutan dan orangutan berada di sini,” ungkapnya.

“Kadang-kadang kita yang di Jakarta, kita yang di kota-kota itu tidak paham bahwa dari tangan merekalah lingkungan itu terjaga dengan baik,” lanjut pria yang pernah menjabat sebagai Pangdam XII Tanjungpura tersebut.

Pada kesempatan itu pula, Moeldoko juga mengaku bangga dan bahagia bisa mengunjungi Kabupaten Ketapang. Apalagi, hari ulang tahunnya dirayakan oleh ribuan orang. “Ulang tahun saya itu biasanya dirayakan di rumah. Pakai nasi kuning. Paling beberapa orang saja, tak lebih dari itu. Setiap tahun seperti ini. Di sini dirayakan oleh ribuan orang. Ini sangat luar biasa sekali,” ujarnya.

Berasal dari desa dan anak petani, Moeldoko juga menceritakan apa yang diraihnya sampai menjadi Pangdam dan Panglima TNI itu karena dengan belajar. “Oleh karena itu, saya berpesan hanya dengan belajar semua itu bisa berubah. Saya yakin ibu dan bapak-bapak pasti mengawal anak-anaknya dengan baik,” pesannya.

“Kawal mereka dengan kesehatannya. Kawal mereka mengikuti pendidikan dengan sebaik-baiknya. Saya yakin suatu saat akan lahir seorang jenderal seperti saya di Ketapang ini,” tutup Moeldoko.

Selanjutnya kegiatan tersebut juga dilakukan penanaman pohon dan pelepasan orangutan yang direhabilitas secara simbolis. (*)

Berita Terkait