KETAPANG, MENITNEWS.id – Wakil Bupati Ketapang, Farhan, menghadiri Halaqah Fiqih Peradaban dan Haul Akbar Muasis NU yang diselenggarakan PCNU Kabupaten Ketapang dan Pondok Pesantren Mambaul Khairat, Senin (29/5). Acara yang berlangsung di Gedung PCNU Ketapang dan Ponpes Mambaul Khairat itu dihadiri oleh Wakil Ketua Umum PBNU, Zulfa Mustofa.
Farhan mengatakan, halaqah serta haul akbar yang diadakan PCNU Ketapang dan Ponpes Mambaul Khairat ini sangat berharga bagi seluruh pengurus NU di Kabupaten Ketapang. “Dengan adanya pengetahuan yang disampaikan Wakil Ketua PBNU, tentu ini juga menjadi bahan bagi seluruh kaum Nahdliyin Kabupaten Ketapang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari, terutama dalam konteks bersosialisasi dengan seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Ketapang,” kata Farhan.
Dengan masyarakatnya yang heterogen, jelas Farhan, itu harus betul-betul sangat memahami apa yang disebut dengan Halaqoh Fiqih Peradaan. “Berikutnya, saya berharap nanti kajian-kajian yang terkait dengan kekinian dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan kaum Nahdliyin itu dapat dilakukan di gedung PCNU ini,” harapnya.
Sehingga dengan berkesinambungan tersebut akan memberikan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat. “Harapan besarnya adalah bahwa kehidupan masyarakat Kabupaten Ketapang ini sesuai dengan apa yang dinginkan oleh negara dan agama,” jelas Farhan.
“Lebih lanjut bahwa prinsip-prinsip akidah itu tetap dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara itu harus saling hormat-menghormati dan harga menghargai demi untuk kenyamanan kerukunan dalam kehidupan kesehariannya,” tambahnya.
Wakil Ketua Umum PBNU, Zulfa Mustofa, mengatakan bahwa Nadhlatul Ulama dalam berbangsa dan bernegara memandang semua masyarakat itu mempunyai kewajiban yang sama walaupun berbeda suku, agama dan lainnya. “Pancasila itu adalah nilai-nilai hidup yang disepakati oleh umat beragama di Indonesia sebagai panduan hidup berbangsa dan bernegara,” katanya.
Dia juga menjelaskan, NU tidak bisa dipisahkan dari pesantren, karena pesantren adalah miniatur dari NU dan dari pesantren juga terbentuknya organisasi NU. (*)