Farhan; Stunting adalah Permasalahan Serius

teks foto
ARAHAN : Wabup Ketapang, Farhan, memberikan arahan saat membuka kegiatan rembuk stunting di Hotel Grand Zuri Ketapang, Rabu (17/5).

KETAPANG, MENITNEWS.id – Wakil Bupati Ketapang, Farhan, membuka kegiatan rembuk stunting di Hotel Grand Zuri Ketapang, Rabu (17/5). Kegiatan ini bertujuan untuk membangun komitmen bersama dalam upaya mengatasi stunting di Kabupaten Ketapang.

“Kita semua tentunya sudah sangat mengetahui, bahwa stunting adalah permasalahan serius yang harus segera ditangani dalam pembangunan sumber daya manusia indonesia saat ini dan kedepannya,” kata Farhan saat membuka kegiatan tersebut.

Dia menjelaskan, masalah stunting tidak bisa diabaikan penanganannya, karena dampaknya jangka panjang sehingga tidak bisa diukur dalam jangka waktu yang seketika. “Oleh karena itu, dalam penanganan stunting ini harus melihat banyak aspek, seperti aspek kesehatan, aspek keluarga maupun aspek perilaku,” jelasnya.

“Artinya, bahwa pengentasan stunting harus dilakukan secara terpadu serta butuh komitmen dari semua pihak untuk mewujudkan generasi tangguh, sehat dan cerdas,” lanjut Farhan.

Dia mengungkapkan, saat ini data prevalensi Kabupaten Ketapang di tahun 2022, berdasarkan data studi status gizi indonesia (SSGI) adalah sebesar 22,3 persen, turun 1,3 persen dari tahun 2021 (23,6 persen). Sedangkan target nasional sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 14 persen. Hal tersebut tentunya menjadi tanggung jawab berat bagi Kabupaten Ketapang yang tertinggal satu tahun lebih untuk menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 8,3 persen.

“Walaupun demikian, kita jangan pernah intervensi program dan kegiatan penurunan angka stunting harus tetap dijalankan secara berkelanjutan sampai kepada kelompok keluarga baik di desa maupun di kota,” ungkapnya.

Dia menegaskan, penanganan stunting memerlukan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah desa. Sebagai penggerak program, pemangku kepentingan yang lain juga seperti dunia usaha, organisasi masyarakat, media massa dan akademisi di tingkat lokal.

“Pada hari ini, seluruh stakeholder kita hadirkan, dengan tujuan agar kita dapat menyamakan persepsi, membuat rencana kerja serta rencana aksi yang lebih tepat dan terukur dalam upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Ketapang,” tuturnya.

Dia juga menegaskan kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Ketapang untuk menyusun program dan strategi pendampingan kecamatan dan desa yang prevalensi stuntingnya tinggi. “Khusus untuk 27 desa lokus tahun 2023, dan 14 desa lokus tahun 2024 menjadi perhatian serius bagi perangkat daerah,” pesannya.

Dia juga mengingatkan agar para peserta memberikan keakuratan dan keterpaduan data dalam sistem pelaporan sehingga dapat merencanakan program dan kegiatan yang lebih efektif dan tepat sasaran. “Rembuk stunting pada hari ini akan menjadi acuan untuk rapat koordinasi TPPS Ketapang. Maksimalkan pertemuan ini untuk menggali dan merumuskan hal-hal yang strategis,” pungkas Wabup.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama dalam rangka percepatan pencegahan dan penurunan stunting secara teratur, terarah melalui kerja nyata, tuntas, cerdas dan berkualitas. (*)

Berita Terkait