Sekda Pimpin Apel Kesiapan Penanggulangan Karhutla

teks foto
CEK SARPRAS : Sekda Ketapang, Alexander Wilyo, meninjau sarana dan prasaranan terhadap penanggulangan karhutla.

KETAPANG, MENITNEWS.id – Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, menjadi inspektur apel kesiapan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) wilayah Ketapang di PT Kayung Agro Lestari (KAL), Kamis (16/2).

Dalam kesempatan tersebut, Alex, mengatakan jika apel kesiapan penanggulangan Karhutla di inisiasi oleh Dandim 1203 Ketapang dan difasilitasi oleh PT KAL. Di mana dalam kesempatan tersebut juga dihadiri Kapolres Ketapang, Dandim 1203 Ketapang, Danlanal, Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP, Camat, Danramil, Kapolsek, tiga kepala desa dan pihak PT KAL.

“Kita mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dandim 1203 yang menginisiasi dan PT KAL karena telah memfasilitasi apel kesiapan penanganan Karhutla ini,” ungkap Alex.

Dia melanjutkan, Pemerintah Kabupaten Ketapang juga menyampaikan apresiasi kepada Dandim 1203 dan Kapolres beserta seluruh jajaran, Manggala Agni, BPBD, dan semua pihak terkait yang selalu mengambil peran dalam partisipasi penanganan Karhutla di Ketapang.

Di tahun 2023 ini dengan prediksi masa panas oleh BMKG yang berlangsung lebih panjang, karena adanya fenomena El-Nino sehingga membuat potensi Karhutla rawan terjadi di Kalbar termasuk Ketapang. “Harapan kita bersama semua komponen yang ada di Ketapang bisa bahu membahu untuk menghadapi potensi terjadi Karhutla ini, dengan kekompakan dan kesolidan bersama Pemda, TNI-Polri, Manggala Agni, perusahaan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan seluruh elemen masyarakat tentu penanganan terhadap Karhutla semakin ringan dilakukan,” harapnya.

Alex menambahkan, penanggulangan Karhutla merupakan tanggung jawab kita bersama, sehingga kerja sama dan sinergitas harus dilakukan. Sebab dampak dari Karhutla memberikan efek negatif. Tidak hanya dari segi ekosistem, kerusahan hutan, kesehatan, pendidikan, namun juga perekonomian seperti halnya Karhutla yang terjadi pada 2015 lalu.

Untuk itu, dilakukan upaya penanggulangan dengan pencegahan lewat apel siaga, kesiapan pengecekan perlengkapan dan personil, sosialsiasi serta edukasi kepada seluruh pihak serta setelah itu dilakukan upaya pengendalian. Di antaranya memetakan titik-titik yang rawan terjadinya Karhutla, sehingga dapat ditanggulangi sedini mungkin jika diketahui adanya hotspot dan hal-hal yang berpotensi memicu Karhutla.

“Jika upaya-upaya dilakukan serta penanganan secara kompak dan cepat, maka tentu penanganan bisa dilakukan cepat. Sebab jika terlambat di lokasi-lokasi rentan terjadinya Karhutla, tentu sulit ditanggulangi. Selain dua upaya tersebut, langkah terakhir yang bisa dilakukan aparat berwenang adalah penindakan hukum dan ini menjadi langkah terakhir,” jelasnya.

Kedepan, dia berharap apa yang dilakukan PT KAL ini dapat menjadi role model dan diterapkan untuk perusahaan-perusahaan lain. Jika semua perusahaan telah siap melakukan berbagai langkah pencegahan, penanggulangan persiapan peralatan dan personil, maka tentu penanganan Karhutla menjadi bisa semakin ringan ditanggulangi bersama. (*)

Berita Terkait