Martin Buka PSBD; Jaga Kerukunan Multi Etnis

Teks foto
PSBD : Bupati Ketapang, Martin Rantan, membuka PSBD Ketapang VIII di Pentas Seni Budaya Pendopo Bupati, Selasa (6/12).

KETAPANG, MENITNEWS.id – Pentas Seni Budaya Dayak (PSBD) VIII Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Ketapang, dimulai. Kegiatan yang juga dirangkai dengan Pameran Dewan Adat Dayak Kabupaten Ketapang ini dibuka langsung oleh Bupati Ketapang, Martin Rantan, Selasa (6/12). Kegiatan tersebut dipusatkan di Pentas Seni Budaya Pendopo Bupati.

Acara tersebut dihadiri Forkopimda Ketapang, Sekda Ketapang, Alexander Wilyo, Ketua DAD Kalbar, Jakius Sinyor, Ketua DAD Ketapang, Heronimus Tanam, Raja Hulu Aik ke-51, Petrus Singa Bansa, jajaran OPD Ketapang, perwakilan dari etnis, camat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya.

Bupati Ketapang, Martin Rantan, mengapresiasi dan memberikan selamat kepada panitia dan DAD Kabupaten Ketapang yang telah bekerja dengan kompak serta penuh dengan rasa kekeluargaan. “Saya mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada panitia yang telah bekerja dengan kompak sehingga acara Pentas Seni Budaya Dayak dan Pameran Dewan Adat Dayak Kabupaten Ketapang VIII tahun 2022 dapat terlaksana sesuai rencana,” katanya.

Martin meminta kepada seluruh masyarakat Dayak untuk tetap kompak bersatu menjaga dan melestarikan adat budaya Dayak. “Saya harap kita tetap kompak menjaga dan melestarikan budaya kita, karena suku Dayak saat ini sudah sejajar dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia,” pinta Martin.

Dia menjelaskan, tidak hanya kepada suku Dayak, Pemerintah Kabupaten Ketapang juga akan selalu memberikan kesempatan yang sama kepada semua etnis dan komunitas budaya di Ketapang untuk berpartisipasi dalam pelestarian dan pengembangan budaya daerah agar tetap lestari dan terus berkembang.

“Sebagai wujud perhatian terhadap pelestarian budaya daerah, maka setiap tahun anggaran Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mengalokasikan anggaran fasilitasi pelaksanaan acara-acara seni budaya di Kabupaten Ketapang. Salah satunya adalah kegiatan yang kita selenggarakan hari ini,” paparnya.

Ketua DAD Kabupaten Ketapang, Heronimus Tanam, mengatakan PSBD ini rutin digelar setiap tahunnya. “Sama seperti halnya Gawai Dayak, Pentas Seni Budaya Dayak ini rutin digelar setiap tahun. Hanya hanya untuk Gawai Dayak dilaksanakan secara bergiliran di kecamatan. Sementara untuk pentas seni ini dilaksanakan di Kota Ketapang,” kata Tanam.

Dia mengungkapkan, pelaksanaan PSBD ini selain bertujuan melestarikan budaya, juga dalam rangka ajang untuk menghibur masyarakat. “Ini tidak hanya untuk orang Dayak saja, namun untuk seluruh masyarakat Ketapang. Silakan datang dan ikut memeriahkan kegiatan ini,” ajak Tanam.

Tanam berharap, melalui kegiatan ini juga kerukunan antaretnis dan suku di Ketapang selalu terjaga. “Mari kita bersama-sama menjaga dan merawat kerukunan antarumat beragama, antarsuku dan etnis sehingga Ketapang selalu aman dan damai,” ajak Tanam.

Sebelum kegiatan PSBD dibuka, terlebih dahulu dilaksanakan karnaval budaya. Peserta pawai karnaval dilepas oleh Ketua DPRD Ketapang, M Febriadi. Pawai karnaval dilanjutkan dengan acara ritual di Tugu Perdamaian di Jalan Merdeka Ketapang.

Febriadi mengatakan, kegiatan ini bukti nyata keberagaman kebudayaan yang dimiliki Ketapang. “Ini tentu mengandung usur-unsur positif bagi masyarakat yang harus tetap dijaga dan dilestarikan untuk generasi penerus,” katanya.

Melalui kegiatan ini, pelestarian adat budaya serta seni yang telah tumbuh saat ini harus terus berkelanjutan dan terpelihara. Dengan demikian bisa menghasilkan ide-ide dan inovasi baru menuju masyarakat ketapang yang sejahtera. “Pesan saya kepada kita semua harus bisa menjaga dan melestarikan adat budaya yang ada agar tetap eksis kancah nasional, bahkan internasional, agar tidak tergerus oleh perkembangan era globalisasi saat ini,” ungkapnya.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga di tahun-tahun selanjutnya dapat dilaksanakan secara meriah, karena perlu kita ketahui kegiatan adat budaya ini bukan semata-mata untuk masyarakat adat Dayak, namun juga untuk masyarakat luas, khususnya masyarakat Kabupaten Kaetapang yang multi etnis ini,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait