KETAPANG, MENITNEWS.id – Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ketapang, Edi Radiansyah, mengatakan angka pernikahan di Kabupaten Ketapang tinggi. Hal ini juga bisa memicu terjadinya stunting.
“Angka pernikahan dini di Ketapang tinggi. Tentunya, ini menjadi pemicu terjadinya stunting. Sudah semestinya ini menjadi atensi kita,” ujar Edi saat membuka sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja di Pendopo Bupati Ketapang, Jumat (14/10).
Dia melanjutkan, temuan kasus stunting bisa terjadi akibat banyak faktor. Kekurangan gizi salah satunya. Dia sendiri belum lama ini turun langsung ke rumah keluarga yang anaknya terpapar stunting.
Dari informasi yang didapat, nyatanya satu keluarga miliki anak sampai sembilan. Ada lagi satu keluarga memiliki empat anak. Melihat fenomena ini, tentu asupan gizi yang diterima anak bisa kurang. Sehingga ancaman stunting bisa saja mengingtai. “Saya meminta agar BKKBN dan OPD KB di Ketapang dapat mensosialisasikan KB pada masyarakat. Tujuannya agar tidak menikah muda dan tidak memiliki anak lebih dari dua orang,” pintanya.
Dalam upaya penurunan stunting, peran media dalam mensosialisasikan informasi tentang stunting juga sangat penting. Sehingga selain teman-teman PKB yang turun menyuluh berbagai macam program Bangga Kencana kepada masyarakat, informasi tentang stunting juga disebar melalui media.
Edi menambahkan, dalam upaya penurunan stunting, tak bisa dilakukan hanya satu OPD saja. Semua harus kerja bersama. “Angka stunting di Kabupaten Ketapang saat ini 23,6 persen. Target 2024 bisa turun di 13 persen,” ungkap Edi.
PelaksanaTugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat, Muslimat, mengatakan kegiatan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama mitra menjadi salah satu upaya buat menurunkan angka stunting khususnya di Ketapang.
“BKKBN sudah banyak melakukan upaya penurunan stunting. Paling baru, dengan mengukuhkan bapak dan bunda asuh stunting di jajaran Kodim se-Kalbar,” ungkapnya.
Anggota DPR RI Komisi IX, Alifuddin, optimis angka stunting di Kalbar pada 2024 mendatang bisa di 14 persen. “Salah satu upaya cegah stunting, adalah jangan menikah muda,” pesannya.
Saat ini angka stunting di Kalbar masuk 12 besar provinsi paling tinggi terpapar stunting. Dalam penanganannya, alokasi anggaran yang dikucurkan mesti lebih besar. Jika alokasi dananya besar, tentu di 2024 mendatang angka stunting bisa turun sesuai target nasional. (*)