Sekda Ikut Panjat Sarang Lebah Hutan

Teks foto
PANEN MADU : Sekda Ketapang, Alexander Wilyo, ikut memanen madu bersama kelompok tani di Desa Ulak Medang, Kecamatan Muara Pawan, Jumat (5/8) malam.

KETAPANG, MENITNEWS.id – Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, ikut memanen madu bersama kelompok tani di Desa Ulak Medang, Kecamatan Muara Pawan, Jumat (5/8). Tidak tanggung-tanggung, sekda juga ikut memanjat pohon untuk memanen madu secara langsung dari sarangnya.

Memanen madu dari pohon kayu lebah tersebut disebut juga muar. Panen madu dilakukan di malam hari untuk mengantisipasi dan mempermudah proses panen madu. Untuk memperoleh madu, warga harus memanjat pohon untuk mencapai sarang lebah.

Alex mengatakan, kehadirannya di Desa Ulak Medang mewakili Bupati Ketapang untuk memenuhi undangan Kepala Ulak Medang bersama kelompok tani untuk ikut melakukan muar atau pengambilan lebah madu di atas pohon kayu lalo.

“Saya juga ikut mengambil madu dengan cara memanjat langsung ke atas pohon. Ini saya lakukan supaya bisa merasakan apa yang kelompok tani madu rasakan ketika berusaha memanen madu ini,” kata Alex usai memanen madu di atas pohon.

Dia menjelaskan, setidaknya ada 50 sarang lebah madu yang dipanen pada malam hari itu. Total madu yang bisa didapatkan dalam setiap panen bisa mencapai 300-400 kilogram. “Untuk Desa Ulak Medang, Kecamatan Muara Pawan ini memang sudah ditetapkan sebagai desa fokus untuk pengembanganan budidaya lebah madu hutan oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang sejak tahun 2021,” ujarnya.

Untuk itu, dengan melihat potensi yang ada tentu pemerintah daerah akan terus melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani lebah madu hutan. Di antaranya dengan memfasilitasi pemberian bantuan peralatan dan perlengkapan untuk pemanenan madu hutan. “Seperti baju pemanen lebah, alat panjat pohon, packaging hingga pelatihan bagi petani lebah madu hutan dan yang terpenting promosi serta pemasaran,” ungkap Alex.

Sementara itu, Kades Ulang Medak, Isnaini, mengatakan sampai saat ini sudah ada 10 pohon yang sudah berhasil dipanen oleh kelompok tani. Masih ada empat pohon yang menunggu giliran untuk dipanen. “Satu pohon untuk sarangnya bervariasi. Ada 20, bahkan 55 sarang. Madunya juga bervariasi. Satu pohon kadang 135 sampai 350 kilogram, bahkan tahun lalu ada sampai 550 kilogram,” katanya.

Dia mengaku, saat ini sudah ada du kelompok tani dan kemungkinan kedepan akan bertambah lagi, mengingat potensi madu lebah hutan yang ada cukup banyak. Terlebih lagi pihaknya setiap tahun melakukan pemanenan madu lebah ini. “Biasa satu tahun sekali panen dan bisa juga satu tahun dua kali panen. Tergantung perkembangannya,” pungkas Isnaini. (*)

Berita Terkait