Konsisten Lestarikan Adat dan Budaya

Teks foto
JAGA TRADISI : Sekda Ketapang, Alexander Wilyo, saat menghadiri acara adat Tentobos Nyapat Tohon di Desa Batu Tajam, Kecamatan Tumbang Titi, kemarin (29/5).

TUMBANG TITI, MENITNEWS.id – Sekretaris Daerah Ketapang, Alexander Wilyo, menghadiri acara penutupan adat Tentobos Nyapat Tohon di Desa Batu Tajam, Kecamatan Tumbang Titi, Minggu (29/5). Kegiatan tersebut berlangsung sejak 24 Juni hingga 29 Juni 2022.

Alex yang juga bergelar Patih Jaga Pati Raden Cendaga Mangku Bumi Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, berpesan agar masyarakat senantiasa menjaga dan melestarikan adan dan budaya. Tidak hanya Dayak, suku dan etnis lainnya juga harus menjaga dan melestarikan adat budayanya masing-masing.

“Kami mengajak dan menekankan pentingnya masyarakat adat menjaga adat tradisi dan budaya secara menyeluruh dan konsisten hingga kapanpun. Kebanggaan sebagai masyarakat adat Dayak dan suku apapun harus terus ditumbuhkembangkan sebagai modal dasar membangun masyarakat, daerah, bangsa dan negara,” pesan Alex pada kesempatan itu.

Dia menambahkan, selain menjaga dan melestarikan adat dan budaya, sektor pendidikan menjadi hal wajib yang harus diprioritaskan. “Pendidikan harus dikedepankan oleh masyarakat adat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara gradual,” jelasnya.

Selain itu, Alex juga mengingatkan generasi muda untuk hidup sehat dengan menjauhi narkoba, sehingga generasi muda dapat meraih cita-cita di semua bidang pengabdian. “Jauhi dan jangan pernah coba-coba dengan narkoba, karena itu akan merusak masa depan kita, bahkan masa depan bangsa ini,” pesannya.

Alex menambahkan, pada gahun depan atau pada anggaran 2023 Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ketapang akan mendorong dan memfasilitasi acara Tentobos Nyapat Tohon Tingkat Kecamatan Tumbang Titi. Untuk tempat penyelenggaraan acaranya akan digilir setiap tahunnya.

Acara penutupan Tentobos Nyapat Tohon juga diisi dengan tarian adat yang sangat sarat makna dan kiasan yang merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah panen di tahun sebelumnya. Serta mohon perlindungan dan berkat untuk memulai berladang hingga menggetam pada tahun berikutnya.

Kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah perwakilan etnis, di antaranya etnis Melayu dan Bugis. Hal ini merupakan wujud toleransi dan keanekaragaman adat dan budaya Bangsa Indonesia ini. “Adat budaya yang luhur ini akan semakin merekatkan rasa kebangsaan dan nasionalisme anak bangsa,” pungkas Alex. (*)

Berita Terkait