
KETAPANG, MENITNEWS.id – Pemerintah Daerah Ketapang menyalurkan 2.000 kilogram beras untuk dua masjid besar di Kecamatan Air Upas pada Selasa (27/4). Penyerahan beras tersebut dilakukan oleh Wakil Bupati Ketapang, Farhan. Dua masjid yang mendapatkan bantuan beras ini ialah Masjid Nurul Imam yang berada di SP3, Kecamatan Air Upas, dan Masjid Nurul Yaqin di SP4, Kecamatan Air Upas.
Melalui pengurus masjid ini, Farhan, berharap beras bantuan pemerintah ini dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Beras bantuan ini dibeli dari masyarakat petani asal Ketapang, yang mulai menanam padi dengan bibit lokal asli Ketapang, yang sudah berseterfikat.
“Beras yang kita bagikan ini beras lokal jadi tidak kita datangkan dari luar. Ini beras asli dari masyarakat petani kita Kabupaten Ketapang. Beras Agro Pawan, beras khas Kabupaten Ketapang. Beras ini sudah berseterfikat,” kata Farhan, kemarin (27/4).
Orang nomor dua di Ketapang ini juga berharap, agar masyarakat Kecamatan Air Upas dapat memanfaatkan lahan yang ada untuk pertanian. Dia juga menyarankan menggunakan bibit padi lokal yang diberinama Agro Pawan, karena sudah teruji kualitasnya dan beseterfikat. Bahkan, diakui Farhan, pemerintah siap memberikan bantuan bibit padi Agro Pawan kepada masyarakat Kecamatan Air Upas, sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada padi lokal dan kesejahteraan petani di Kabupaten Ketapang.
“Kalau ada lahan yang bisa ditanami padi, silakan tanami padi. Kalau bibit Agro Pawan cocok, tanam. Kalau produksi padinya bagus, Sesuai visi misi Bupati dan wakil Bupati Ketapang, Ketapang peduli, pemerintah bisa menyalurkan bantuan bibit padi agro pawan,” harapnya.
Selain itu, Farhan mengaku siap menampung hasil pertanian masyarakat jika beras yang dihasilkan bagus. Sehingga nantinya penyaluran beras ke masyarakat Air Upas tidak perlu lagi membawa dari Kota Ketapang, yang akan menambah biaya transportasi. “Jika di Air Upas produksinya bagus nanti kita Pemda buat kebijakan untuk menyalurkan beras petani Air Upas ke masjid sini. Tinggal dihitung berapa yang dibutuhkan berasnya, jadi kita tidak capek- capek lagi,” tutur Farhan.
Dengan kebutuhan beras lokal yang memadai, diakui Farhan, maka pemerintah daerah tidak perlu mendatangkan beras dari luar. Bahkan pemda mengaku siap membeli hasil pertanian masyarakat dengan harga standar, mencapai Rp12.000 per kilogram. “Tahun ini 26 ton kita beli beras petani, untuk Idulfitri. Besok natal kurang lebih 26 ton lagi kita beli. Kalau kita surplus, kita tidak khawatir. Kita juga beli dengan harga standar, kurang lebih Rp12.000 per kilogram,” pungkasnya. (*)