Rembuk untuk Penurunan Angka Stunting

REMBUK STUNTING : Asisten III Sekda Ketapang, Heronimus Tanam, membuka rembuk stunting konservergensi gizi spesifik dan gizi sensitif dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting, kemarin (22/3).

KETAPANG, MENITNEWS.id – Pemerintah Daerah Ketapang mengadakan rembuk stunting konservergensi gizi spesifik dan gizi sensitif dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting, pada Senin (22/3). Kegiatan dibuka oleh Bupati Ketapang, yang diwakili Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum, Heronimus Tanam.

Tanam mengatakan, stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Ketapang. Hal ini merupakan tanggung jawab semua pihak, utamanya OPD teknis di sektor kesehatan. “Terhadap intervensi gizi spesifik yaitu, sektor kesehatan dan seluruh OPD seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas PUTR pihak swasta, bahkan masyarakat itu sendiri,” katanya.

Dia menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti arahan dari Presiden RI, Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya terkait visi arah pembangunan tahun 2019-2024, yang telah menginstruksikan agar seluruh gubernur, bupati dan walikota, camat hingga kepala desa menyatukan langkah dan komitmen untuk menurunkan angka stunting.

“Hal ini menunjukkan perhatian Pemerintah Pusat yang sedemikian besar terhadap stunting. Sejalan dengan visi bupati Ketapang pada periode jabatan yang kedua ini bersama wakil bupati, adalah melanjutkan Ketapang maju menuju masyarakat sejahtera. Di mana salah satu misinya adalah pembangunan sumber daya manusia yang memiliki daya saing,” jelasnya.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, akan dilaksanakan Panca Karya Ketapang yaitu, Ketapang Nyaman, Ketapang Cerdas, Ketapang Sehat, Ketapang Peduli Dan Ketapang Sejahtera. “Panca Karya Ketapang sendiri adalah penuntun kebijakan Pemda Ketapang dalam empat tahun ke depan sehingga menjadi pondasi pembangunan yang kuat dan kokoh untuk melanjutkan Ketapang yang maju dan sejahtera,” tegasnya.

Berkaitan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan, bupati bersama dengam wakil bupati Ketapang telah menyusun beberapa program. Di antaranya peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan program lain yang menjadi standar pelayanan minimal.

Dia menambahkan, Pemda Ketapang perlu untuk memasukkan penanganan stunting dalam kegiatan Panca Karya Ketapang Sehat, bersama dengan program peningkatan pelayanan balita gizi buruk. Hal ini guna meminimalisir kasus stunting sehingga derajat sesehatan masyarakat Ketapang dapat lebih meningkat. “Dengan demikian keinginan agar anak-anak kita, penerus generasi masyarakat Ketapang di masa depan dapat memiliki kualitas hidup yang optimal serta memiliki daya saing yang tinggi,” ungkapnya.

Sangat pentingnya konvergensi penanganan stunting ini untuk mewujudkan Ketapang maju yang sejahtera, Bupati Ketapang menginstruksikan agar program-program yang berkaitan dengan stunting, baik secara langsung atau tidak langsung yang tersebar di masing-masing OPD, harus terintegrasi satu sama lainnya. Oleh sebab itu juga, konvergensi kegiatan dan penganggaran stunting yang tersebar di masing-masing OPD tersebut harus terinventarisir sehingga dapat diefektifkan dan diefisenkan guna mencapai hasil yang optimal.

Dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, data menunjukkan bahwa beberapa kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat mengalami penurunan. Data kunjungan ke Posyandu misalnya hanya mencapai sekitar 30 persen di tahun 2020. Walaupun belum ada penelitian untuk itu, namun patut menduga bahwa pandemi Covid-19 ini berpotensi mengakibatkan peningkatan kasus stunting terutama di kalangan masyarakat ekonomi bawah.

“Pemerintah telah berupaya maksimal menekan laju penyebaran penyakit ini dengan berbagai upaya. Baik dengan menerapkan protokol kesehatan, pembatasan mobilitas dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di beberapa daerah,” paparnya.

Namun demikian, pihaknya berharap agar pandemi Covid-19 ini tidak mengendorkan semangat dalam upaya menurunkan kasus stunting tanpa henti sampai Ketapang bebas stunting. Bahkan, momentum ini dapat dimanfaatkan guna meningkatkan rasa kebersamaan, persatuan dan gotong royong untuk membantu semua pihak.

“Saya mengharapkan agar rembuk stunting ini dapat menghasilkan pemikiran dan rumusan serta memperkuat komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan dalam upaya intervensi, pencegahan dan penanggulangan stunting di Ketapang. Dengan demikian maka Ketapang yang bebas stunting akan tercapai,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait