KETAPANG, MENITNEWS.id – Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Ketapang, menggelar Musyawarah Daerah IV di Rumah Adat Melayu Kiyai Mangku Negeri di Jalan Lingkar Kota pada Sabtu (13/3). Musyawarah dihadiri seluruh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) MABM se-Ketapang. Pembukaan pemilihan pengurus baru MABM juga dihadiri Ketua MABM Kalimantan Barat, Chairil Effendy dan unsur Forkopimda.
Wakil Bupati Ketapang, Farhan, berharap pemilihan pengurus dapat diselenggarakan dengan musyawarah mufakat. “Kami selalu memesankan kepada pengurus, di dalam pemilihan pengurus agar diutamakan secara musyawarah mufakat, karena inilah yang menjadi poin yang terbaik di dalam menjalankan organisasi,” katanya.
Dari hasil pemilihan, Rustami terpilih sebagai Ketua MABM Ketapang periode 2021-2025. Sekretaris dah bendahara dijabat M Febriadi dan Barayan. Sementara Ketua Dewan Mangku Adat diamanahkan kepada Darmansyah. Pengukuhan DPD MABM Ketapang langsung dilakukan pada Sabtu (13/3) malam di Rumah Adat Melayu Kiyai Mangku Negeri.
Farhan mengungkapkan, pengembangan budaya daerah merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Menurutnya, budaya merupakan wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia. “Seluruh anggota MABM Ketapang selalu menjaga kekompakan dan bisa bekerja sama dalam mengembangkan budaya yang ada di Ketapang ini,” pesannya.
“Terlebih daerah kita (Ketapang) sebagai daerah yang pernah menjadi pusat kerajaan tertua di Kalimantan Barat, sehingga keistimewaan ini harus benar-benar kita lakukan dengan pelestarian dan pengembangan budaya daerah,” tambah Farhan yang pada periode sebelumnya juga menjabat sebagai Sekretaris MABM Ketapang.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MABM Kalimantan Barat, Chairil Effendy, menyambut positif pelaksanaan musyawarah daerah IV MABM Ketapang. “Ini menandakan bahwa MABM Ketapang menjadi organisasi yang sehat, karena dapat menyelenggarakan acara musyawarah daerah ini yang berisi pertanggungjawaban ketua dan pengurus kepada seluruh pengurus MAMB Ketapang,” katanya.
Mantan Rekor Universitas Tanjungpura itu juga menekankan agar musyawarah ini dapat diselenggarakan dengan musyawarah mufakat. Dia juga mengaris bawahi program kerja MABM Ketapang kedepan. Menurutnya program kerja haruslah rasional dan dapat direalisasikan.
“Ketapang ini punya sejarah gemilang di masa lalu. Punya Kerajaan Tanjungpura, punya sejarah perlawanan terhadap pemerintah kolonial, punya peninggalan-peninggalan budaya yang menjadi milik khas masyarakat Ketapang, ini perlu dijaga dan dilestarikan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, MABM merupakan bagian dari masyarakat Ketapang yang harus bisa bekerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat dalam mendukung pemerintah menyelenggarakan pembangunan fisik maupun nonfisik. “Saya harap MABM bisa menjadi pioneer, yang terdepan dalam menggandeng kelompok-kelompok masyarakat lain di dalam menjaga keharmonisan, di dalam membantu pemerintah melakukan pembangunan dan menginisiasi berbagai kegiatan kemasyarakatan agar hidup kita menjadi lebih baik dari hari ke hari,” harapnya.
“Saya juga berpesan agar pengembangan kebudayaan dan ruh Melayu benar-benar hidup. Tidak masalah menggunakan nama MABM atau tidak, karena MABM ini hadir untuk menginspirasi munculnya ruh dan Melayu dan Kemelayuan tampak di setiap kegiatan,” tambahnya.
Mantan Ketua Harian MABM Ketapang, Junaidi, mengucapkan selamat atas terlaksananya musyawarah daerah ke IV MABM Ketapang. Dia berharap ketua yang terpilih dapat bekerja sama dengan seluruh pengurus untuk memajukan budaya Melayu di Ketapang. “Yang penting adalah bekerjasama dengan pemerintah dan etnis-etnis lain yang ada di Ketapang. Semoga dengan kepengurusan baru ini semakin menjadikan Melayu di Ketapang semakin jaya,” ucapnya. (*)