
KETAPANG, MENITNEWS.id – Menyikapi adanya Warga Negara Asing (WNA) asal China yang masuk ke Ketapang ditengah persoalan Covid-19, Sekretaris Daerah (Sekda) Ketapang, Farhan menegaskan bahwa untuk saat ini tidak boleh adanya TKA maupun WNA masuk ke Ketapang meskipun sesuai prosedur.
Hal tersebut menurut Farhan sebagai upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai Covid-19 serta untuk menjaga kekondusifan Ketapang.
“Pak Bupati sudah mengeluarkan intruksi satu diantaranya melarang adanya TKA atau WNA masuk ke Ketapang dan ini juga disampaikan ke semua perusahaan,” tegasnya Jumat (3/4/2020).
Farhan mengaku, bahwa saat ini para WNA yang sempat datang ke PT Sultan Rafli Mandiri (SRM) sudah dipulangkan dan meninggalkan Kabupaten Ketapang.
“Ini untuk menjaga ketenangan ditengah masyarakat agar tidak panik seperti kejadian seperti di PT BSM beberapa waktu lalu,” katanya.
Untuk itu, Farhan meminta kerjasama seluruh perusahaan di Ketapang untuk tidak mendatangkan TKA atau WNA ke Ketapang meskipun sesuai prosedur dan sebagainya.
Diberitakan sebelumnya, bahwa 10 WNA asal China masuk ke Ketapang pada Rabu (1/4/2020), mereka datang ke PT Sultan Rafli Mandiri (SRM) yang bergerak dibidang pertambangan khususnya emas. Saat ini 10 WNA tersebut telah dipulangkan menuju Jakarta pada Jumat (3/4/2020).
Kasubsi Teknologi Informasi, Intelejen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas III Ketapang, Dhani membenarkan soal kedatangan 10 WNA asal China ke PT SRM.
“Iya benar ada 10 WNA asal Tiongkok ke PT SRM pada Rabu (1/4/2020). Namun hari ini Jumat (3/4/2020) mereka semua telah meninggalkan Ketapang dan Kalbar menuju Jakarta menggunakan pesawat Sriwijaya,” ungkapnya Jumat siang.
Ia melanjutkan, bahwa mendapat informasi masuknya WNA tersebut dari berbagai pihak dan langsung menindaklanjuti dengan menghubungi pihak perusahaan.
“Pihak perusahaan mengaku kalau 10 WNA hanya tamu yang berkunjung ke tempat mereka dan perusahaan kemudian meminta 10 WNA itu untuk pulang,” akunya.
Ia menerangkan, 10 WNA bukan baru di Ketapang lantaran sebelumnya juga pernah tinggal di Ketapang dan sudah lama masuk ke Indonesia sebelum adanya pemberlakukan larangan masuk.
“Mereka belum ada pulang ke China, sesuai informasi mereka dari Jakarta transit ke Pontianak kemudian ke Ketapang,” jelasnya.
Sementara itu, Manager PT Sultan Rafli Mandiri, Lubis tidak dapat dihubungi nomor handphone yang dituju selalu sibuk dan pesan singkat awak media melalui SMS tidak mendapat jawaban. (tb)